Metode ini digunakan untuk memunculkan sumber-sumber
anomali yang bersifat dangkal/lokal. Metode ini sangat bagus untuk mengetahui
diskontinuitas dari suatu struktur bawah permukaan, khususnya adanya patahan
pada suatu daerah survey. Secara teoritis metode ini diturunkan dari Persamaan
Laplace untuk anomali gayaberat di permukaan yang persamaannya dapat ditulis :
Atau :
Sehingga second vertical derivativenya diberikan
oleh :
Untuk data 1-D (data
penampang) persamaan nya diberikan oleh :
Persamaan SVD dan
1-D diatas menunjukkan bahwa second
vertical derivative dari suatu anomali gayaberat permukaan adalah sama
dengan negatif dan derivatif orde dua
horizon. Artinya bahwa anomali second
vertical derivative dapat melalui derivatif horizontal yang secara praktis
lebih mudah dikerjakan.
Beberapa filter second vertical derivative mempunyai
respon amplitudo (Elkins, 1951) seperti
contoh dibawah ini :
1. SVD tipe Henderson & Zietz (1949)
0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.00
0.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00
-0.0838 -2.6667 17.00 -2.6667 -0.0838
0.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00
0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.00
2. SVD tipe Elkins (1951)
0.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00
-0.0833 -0.0667 -0.0334 -0.0667 -0.0833
0.00 -0.0334 1.0668 -0.0334 0.00
-0.0833 -0.0667 -0.0334 -0.0667 -0.0833
0.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00
3. SVD tipe Rosenbach (1953)
0.00 -0.0416 0.00 -0.0416 0.00
-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.0416
0.00 -0.75 4.00 -0.75 0.00
-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.0416
0.0 - 0.0416 0.00 -0.0416 0.00
0 Comment to "Metode Second Vertical Derivative (SVD)"
Post a Comment