Forward modeling (pemodelan kedepan) adalah
suatu metode interpretasi yang memperkirakan densitas bawah permukaan dengan membuat
terlebih dahulu benda geologi bawah permukaan. Kalkulasi anomali dari model
yang dibuat kemudian dibandingkan dengan anomali Bouger yang telah diperoleh
dari survey gayaberat. Prinsip umum pemodelan ini adalah meminimumkan selisih
anomali pengamatan untuk mengurangi ambiguitas. Yang dimaksud benda dua dimensi
di sini adalah benda tiga dimensi yang mempunyai penampang yang sama dimana
saja sepanjang tak berhinggga pada satu koordinatnya. Pada beberapa kasus, pola
kontur anomali bouger adalah bentuk berjajar yang mengidentifikasi bahwa
penyebab anomali tersebut adalah benda yang memanjang. Pemodelan dinyatakan
dalam bentuk dua dimensi karena efek gayaberat dua dimensi dapat ditampilkan
dalam bentuk profil tunggal.
Pemodelan kedepan
untuk menghitung efek gayaberat model benda bawah permukaan dengan penampang
berbentuk sembarang yang dapat diwakili oleh suatu polygon berisi n dinyatakan
sebagai integral garis sepanjang sisi-sisi poligon (Talwani, dkk.,1959).
Forward Modelling merupakan proses
perhitungan data dari hasil teori yang akan teramati di permukaan bumi jika
parameter model diketahui. Pada saat melakukan interpretasi, dicari model yang
menghasilkan respon yang cocok dan fit dengan data pengamatan atau data
lapangan. Sehingga diharapkan kondisi model itu bisa mewakili atau mendekati
keadaan sebenarnya. Seringkali istilah forward modelling digunakan untuk proses
trial and error. Trial and error
adalah proses coba-coba atau tebakan untuk memperoleh kesesuaian antara data
teoritis dengan data lapangan. Diharapkan dari proses trial and error ini diperoleh model yang cocok responnya dengan
data (Grandis, 2009).
0 Comment to "Forward modeling "
Post a Comment