KAMU; ANUGERAH
Ini sesuatu yang menyiratkanmu, saya tidak perduli kamu mengetahui tulisan ini untukmu atau tidak. Saya tidak perduli kamu membaca ini atau tidak, namun bila memang kamu membacanya, katakan pada saya bagaimana rasanya di cintai oleh lelaki biasa ini, berkenankah?
Kamu satu-satunya perempuan untuk pertama kalinya saya sandingkan dalam sebuah doa dengan nama perempuan yang telah melahirkan saya; Ibu.
Kamu satu-satunya perempuan yang memahami ketika mata saya berperan menjadi mulut.
Kamu satu-satunya perempuan yang mengerti ketika saya memeluk lalu bertanya ‘apa kamu lelah?’
Kamu satu-satunya perempuan yang mengetahui bagaimana luka yang saya samarkan dengan cukup baik, bisa terlihat dengan jelas.
Kamu satu-satunya perempuan yang terkadang lebih sering memahami diri saya di bandingkan saya sendiri.
Melalui sikap tanpa ucap saya jatuh padamu dengan begitu dalam, bahkan saya sendiri tidak bisa menyelami sedalam apa rasa tak berwujud ini. Apakah saya lancang dengan segala rasa yang begitu besar ini? Mohon maafkan bila rasa ini menyulitkanmu.
Saya hanya lelaki yang menyukai sunyi, dan kamu menjelma menjadi riuh tawa tak berkesudahan, menjadi celotehan yang menenangkan saat segala lara menghampiri.
Layaknya dalam kegelapan gulita, kamu layaknya seekor kunang-kunang yang begitu saya dambakan.
Kamu adalah segala ketenangan yang saya inginkan.
Kamu adalah seluruh kehangatan yang saya butuhkan.
Pada senyummu yang manis,
bagaikan magis,
yang tak terkikis.
Demikian … bilamana adalah kamu putih dan saya hitam menjadi abu-abu.
Saya mencintaimu dengan segenap apa yang saya miliki, dan dengan setulus apa yang saya sanggupkan.
0 Comment to "KAMU; ANUGERAH"
Post a Comment