Bismillah..
Karena menikah tak sekedar tentang cinta, butuh ilmu untuk menjalaninya, butuh skill dan pemahaman yang benar untuk memainkan perannya
Terlalu riskan jika menjalani pernikahan sekedar trial erorr semata, terlalu beresiko jika menikah tanpa persiapan dan sekedar mengalir apa adanya
Disinilah salah satu hikmah diwajibkannya bagi setiap muslim untuk mencari ilmu
Menikah itu butuh ilmu syar'i, baik pihak istri, terlebih lagi pihak suami sebagai qawwam (pemimpin) bagi keluarganya
Namun sangat di sayangkan, sisi yang satu ini sering luput dari persiapan dan sering terabaikan, baik sebelum pernikahan terlebih lagi setelah pernikahan
Menikah memang sering kali indentik dengan kata bahagia, membuat para lajang rindu segera berakhir masa penantiannya
Tapi jangan lupa, bahwa pernikahan tidak hanya berisikan sebuah keindahan dan segala hal yang menyenangkan semata
Dalam pernikahan akan selalu ada ujian dan tanggung jawab besar di sana
Paket yang pasti melekat pada sebuah fase hidup berjudul pernikahan
Ujian apa? Bisa apa saja
Karena setiap pasangan tentu memiliki ujiannya masing-masing.
Ujian tentang maisyah,
Ujian tentang anak,
Ujian bagaimana beradaptasi dengan laki-laki asing yang akhirnya menjadi suami kita
Ujian keluarga besar pasangan dengan karakter dan latar belakang yang tak sama, dan ujian-ujian lainnya
Seringkali saat masih single kita berespektasi kelak akan mendapatkan sosok suami yang shalih,
Yang bisa jadi imam yang baik untuk kita,
Yang turut adil dalam mengawal tumbuh kembang anak-anak kita,
Yang romantis dan sebagainya
Yang laki-laki pun berespektasi kelak akan dapat istri yang shalihah,
Yang pandai memasak dan keterampilan rumah tangga lainnya,
Yang unggul sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, dan sebagainya
Apa salah? Tidak ?
Namanya juga berharap
Tapi patut di waspadai akan rasa,
"Sakit dan mengecewakan"
Jika ekspektasi ini ternyata tidak kita dapati dalam diri pasangan kita kelak
Alangkah bijak seandainya kita ubah ekspektasi ini menjadi sebuah obsesi
Berpikir kira-kira, apa yang bisa aku lakukan untuk suamiku kelak agar ia bisa jadi imam yang baik untukku?
Apa yang bisa aku bantu nanti saat sudah menikah agar suamiku bisa romantis dan makin sayang kepada istrinya?
Langkah apa yang bisa membuat suamiku mau bekerja sama dalam pengasuhan buah hati?
Apa yang harus aku lakukan agar istriku kelak bisa makin shalihah?
Apa yang bisa aku bantu agar ia bisa jadi bunda juara untuk anak-anakku kelak?
Dan seterusnya
Jadi subyeknya bukan pasangan kita,
Tapi kitalah yang lebih dulu harus berbuat. Merubah ekspektasi menjadi obsesi
Oleh karena itu persiapan ilmu dan mental yang benar dalam memandang pernikahan harus benar-benar kita siapkan sejak awal
Agar tidak terkejut dan shock saat menghadapi ujian dan tanggungjawab ini
Biar kita tidak kaget saat harus di pergilirkan antara sabar dan syukur
Biar kita juga siap dengan berbagai sikap yang bijak dan tepat saat menghadapinya
Bahwa menikah tak sekedar berbicara tentang cinta dan romantisme, tapi ada ujian dan tanggung jawab besar yang menyertainya
Akan sangat berbeda dengan mereka yang menikah dengan tanpa persiapan
Teruslah belajar ilmu syar'i dan memantaskan diri, untuk kita semua sama-sama belajar
Baik yang belum maupun yang telah menikah, mari belajar sama-sama..
Karena menikah tak sekedar tentang cinta, mari usahakan memilih pasangan yang cinta akan ilmu agama, agar kelak anak turunan juga dididik dalam suasana kecintaan akan ilmu.